Posted  by  admin

Terjemah Kitab I'jazul Qur'an

Terjemah Kitab I'jazul Qur'an 7,9/10 9400 reviews

JAYABAYAPrabu Jayabaya raja Kediri bertemu pendita dari Rum yang sangat sakti, Maulana Ali Samsuyen. Ia pandai meramal serta tahu akan hal yang belum terjadi. Jayabaya lalu berguru padanya, sang pendeta menerangkan berbagai ramalan yang tersebut dalam kitab Musaror dan menceritakan penanaman orang sebanyak 12.000 keluarga oleh utusan Sultan Galbah di Rum, orang itu lalu ditempatkan di pegunungan Kendenag, lalu bekerja membuka hutan tetapi banyak yang mati karena gangguan makhluk halus, jin dsb, itu pada th rum 437, lalu Sultan Rum memerintahkan lagi di Pulau Jawa dan kepulauan lainnya dgn mengambil orang dari India, Kandi, Siam. Sejak penanaman orang-orang ini sampai hari kiamat kobro terhitung 210 tahun matahari lamanya atau 2163 tahun bulan, Sang pendeta mengatakan orang di jawa yang berguru padanya tentang isi ramalan hanyalah Hajar Subroto di G. Beberapa hari kemudian Jayabaya menulis ramalan Pulau Jawa sejak ditanami yang keduakalinya hingga kiamat, lamanya 2.100 th matahari. Ramalannya menjadi Tri-takali, yaitu:I. Jaman permulaan disebut KALI-SWARA, lamanya 700 th matahari (721 th bulan).

  1. Terjemah Kitab I'jazul Qur'an Download
  2. Terjemah Kitab I'jazul Qur'an Indonesia

Pada waku itu di jawa banyak terdengar suara alam, gara-gara geger, halintar, petir, serta banyak kejadian-kejadian yang ajaib dikarenakan banyak manusia menjadi dewa dan dewa turun kebumi menjadi manusia.II. Jaman pertengahan disebut KALI-YOGA, banyak perobahan pada bumi, bumi belah menyebabkan terjadinya pulau kecil-kecil, banyak makhluk yang salah jalan, karena orang yamg mati banyak menjelma (nitis).III. Jaman akhir disebut KALI-SANGARA, 700 th.

Banyak hujan salah mangsa dan banyak kali dan bengawan bergeser, bumi kurang manfaatnya, menghambat datangnya kebahagian, mengurangi rasa-terima, sebab manusia yang yang mati banyak yang tetap memegang ilmunya.Tiga jaman tsb. Masing-masing dibagi menjadi Saptama-kala, artinya jaman kecil-kecil, tiap jaman rata-rata berumur 100 th. Matahari (103 th. Bulan), seperti dibawah ini:I. JAMAN KALI-SWARA dibagi menjadi:Kala-kukila 100 th, (th.

Al Qur'an Dan terjemahan - Al-Qur'an adalah kitab suci berbahasa Arab yang Allah wahyukan kepada nabi Muhammad S.A.W melalui pera. Similar magazines. Beberapa ayat alquran tentang pernikahan. Ihya ulumuddin terjemahan jilid 1. Ustadz 'Abdurrahman at-Tamimi – Utsman Bin Affan. Pada mulanya, Qur'an meletakkan dasar‐dasar keimanan kepada Allah, malaikat‐malaikat‐Nya, kitab‐kitab‐Nya, rasul‐rasul‐Nya dan hari kiamat serta apa yang ada pada hari kiamat itu seperti kebangkitan, hisab, balasan, surga dan neraka.

1-100): Hidupnya orang seperti burung, berebutan mana yang kuat dia yang menang, belum ada raja, jadi belum ada yang mengatur/memerintah.Kala-buddha (th. 101-200): Permulaan orang Jawa masuk agama Buddha menurut syariat Hyang agadnata (Batara Guru).Kala-brawa (th. 201 - 300): Orang-orang di Jawa mengatur ibadahnya kepada Dewa, sebab banyak Dewa yang turun kebumi menyiarkan ilmu.Kala-tirta (th. 301-400): Banjir besar, air laut menggenang daratan, di sepanjang air itu bumi menjadi belah dua. Yang sebelah barat disebut pulau Sumatra, lalu banyak muncul sumber-sumber air, disebut umbul, sedang, telaga, dsb.Kala-swabara (th. 401-500): Banyak keajaiban yang tampak atau menimpa diri manusia.Kala-rebawa (th. 501-600): Orang Jawa mengadakan keramaian2-kesenian dsb.Kala-purwa (th.

601-700): Banyak tumbuh2an keturunan orang2 besar yang sudah menjadi orang biasa mulai jadi orang besar lagi.II. JAMAN KALA-YOGA dibagi menjadi:Kala-brata (th. 701-800): Orang mengalami hidup sebagai fakir.Kala-drawa (th. 801-900): Banyak orang mendapat ilham, orang pandai menerangkan hal-hal yang gaib.Kala-dwawara (th. 901-1.000): Banyak kejadian yang mustahil.Kala-praniti (th. 1.001- 1.101): Banyak orang mementingkan ulah pikir.Kala-teteka (th. 1.101 - 1.200): Banyak oran g datang dari negeri-negeri lain.Kala-wisesa (th.

1.201 - 1.300): Banyak orang yang terhukum.Kala-wisaya (th. 1.301 - 1.400): Banyak orang memfitnah.III. JAMAN KALA-SANGARA dibagi menjadi:Kala-jangga (th.

1.401 - 1.500): Banyak orang ulah kehebatan.Kala-sakti (th. 1.501 - 1.600): Banyak orang ulah kesaktian.Kala-jaya (th. 1.601 - 1.700): Banyak orang ulah kekuatan untuk tulang punggung kehidupannya.Kala-bendu (th. 1.701 - 1.800): Banyak orang senang berbantahan, akhirnya bentrokkan.Kala-suba (th. 1.801 - 1.900 ): Pulau Jawa mulai sejahtera, tanpa kesulitan, orang bersenang hati.Kala-sumbaga (th. 1.901 - 2.000): Banyak orang tersohor pandai dan hebat.Kala-surasa (th.

2.001 - 2.100): Pulau Jawa ramai sejahtera, serba teratur, tak ada kesulitan, banyak orang ulah asmara.Ramalan yang ditulis Jayabaya itu disetujui oleh pendeta Ali Samsujen, kemudian sang pendeta pulang ke negerinya, diantar oleh Jayabaya dan putera mahkotanya Jaya-amijaya di Pagedongan, sampai di perbatasan. Jayabaya diiringi oleh puteranya pergi ke Gunung Padang, disambut oleh Ajar Subrata dan diterima di sanggar semadinya. Sang Anjar hendak menguji sang Prabu yang terkenal sebagai pejelmaan Batara Wisnu, maka ia memberi isyarat kepada endang-nya (pelayan wanita muda) agar menghidangkan suguhan yang terdiri dari:Kunir (kunyit) satu akarJuadah satu takir (mangkok dibuat dari daun pisang)Geti (biji wijen bergula) satu takirKajar (senthe sebangsa ubi rasanya pahit memabokkan satu batang)Bawang putih satu takirKembang melati satu takirKembang seruni (serunai; tluki) satu takirAnjar Subrata menyerahkan hidangan itu kepada sang prabu. Seketika Prabu Jayabaya menjadi murka dan menghunus kerisnya, sang Anjar ditikamnya hingga mati, jenazahnya muksa hilang. Endangnya yang hendak laripun ditikamnya pula dan mati seketika.Sang putera mahkota sangat heran melihat murkanya Sang Prabu yang membunuh mertuanya (Anjar Subrata) tanpa dosa.

Melihat putera mahkotanya sedih, sesudah pulang Prabu Jayabaya berkata dengan lemah lembut. 'Ya anakku putera mahkota, janganlah engkau sedih karena matinya mertuamu, sebab sebenarnya ia berdosa terhadap Kraton. Ia bermaksud mempercepat berakhirnya, para raja di tanah Jawa yang belum terjadi. Hidangan sang Ajar menjadi perlambang akan hal-hal yang belum terjadi. Kalau ku-sambut (hidangan itu) niscaya tidak akan ada kerajaan melainkan hanya para pendeta yang menjadi orang-orang yang dihormati oleh orang banyak, sebab menurut guruku Baginda Ali Samsujen, semua ilmu Ajar itu sama dengan semua ilmuku'.Sang prabu anom bertunduk kepala memahami, kemudian mohon penjelasan tentang hidangan-hidangan sang pendeta dalam hubungannya dengan kraton-kraton yang bersangkutan, Sabda Prabu Jayabaya, 'Ketahuilah anakku, bahwa aku ini penjelmaan Wisnu Murti, berkewajiban mendatangkan kesejahteraan kepada dunia, sedang penjelmaanku itu tinggal dua kali lagi.

Sesudah penjelmaan di Kediri ini, aku akan menjelma Malawapati dan yang terakhir di Jenggala, sesudah itu aku tidak akan lagi menjelma di pulau Jawa, sebab hal itu tidak menjadi kewajibanku lagi. Tata atau rusaknya jagad aku tidak ikut-ikut, serta keadaanku sudah gaib bersatu dengan keadaan di dalam kepala-tongkat guruku. Waktu itulah terjadinya hal-hal yang dilambangkan dengan hidangan Sang Ajar tadi. Terdapat pada 7 tingkat kerajaan, alamnya bergantian, berlainan peraturannya. Wasiatkanlah hal itu kepada anak cucumu di kemudian hari'.Adapun keterangan tentang 7 (tujuh) kraton itu sbb:Jaman Anderpati dalam jaman Kalawisesa, ibukotanya Pajajaran, tanpa adil dan peraturan.

Pengorbanan-pengabdian orang kecil berupa emas. Itulah yang diperlambangkan dalam suguhan si Ajar berupa kunyit. Lenyapnya kerajaan karena pertengkaran di antara saudara. Yang kuat menjadi-jadi kesukaanya akan perang dalam tahun rusaknya negara.Jaman Srikala Rajapati Dewaraja, ibukotanya Majapahit, ada peraturan negara sementara.

Pengorbanan-pengabdian orang kecil berupa perak. Itulah diperlambangkan suguhan Ajar berupa juadah. Dalam 100 th. Kraton itu sirna, karena bertengkar dengan putera sendiri.Jaman Hadiyati dalam jaman Kalawisaya.

Disanalah mulai ada hukum keadilan dan peraturan negara, ibukota kerajaan di Bintara. Pengorbanan-pengabdian orang kecil berupa tenaga kerja.

Itulah yang diperlambangkan dalam suguhan berupa geti. Kraton sirna karena bertentangan dengan yang memegang kekuasaan peradilan.Jaman Kalajangga, bertakhtalah seorang raja bagaikan Batara, ibukotanya di Pajang. Disanalah mulai ada peraturan kerukunan dalam perkara. Pengorbanan-pengabdian orang kecil berupa segala macam hasil bumi di desa. Itulah yang diperlambangkan dalam suguhan Ajar berupa kajar sebatang. Sirnanya kerajaan karena bertengkar dengan putera angkat.Jaman Kala-sakti yang bertakhta raja bintara, ibukotanya Mataram. Disanalah mulai ada peraturan agama dan peraturan negara.

Pengorbanan-pengabdian orang kecil berupa uang perak. Itulah yang dilambangkan dalam suguhan Ajar berupa bawang putih.Jaman Kala-jaya dalam pemerintahan raja yang angkara murka, semua orang kecil bertabiat sebagai kera karena sulitnya penghidupan, ibukotanya di Wanakarta. Pengorbanan-pengabdian orang kecil berupa uang real. Itulah lambang suguhan yang berupa kembang melati. Kedudukan raja diganti oleh sesama saudara karena terjadi kutuk. Hilanglah manfaat bumi, banyak manusia menderita, ada yang bertempat tinggal di jalanan, ada yang di pasar. Sirnanya Karaton karena bertengkar dengan bangsa asing.

Jaman Kala-bedu di jaman raja hartati, artinya yang menjadi tujuan manusia hanya harta, terjadilah Karaton kembali di Pajang-Mataram. Pengorbanan-pengabdian orang kecil berupa macam-macam, ada yang berupa emas-perak, beras, padi dsb. Itulah yang dilambangkan Ajar dengan suguhannya yang berupa bunga serunai. Makin lama makin tinggi pajak orang kecil, berupa senjata dan hewan ternak dsb, sebab negara bertambah rusak, kacau, sebab pembesar-pembesarnya bertabiat buruk, orang kecil tidak menghormat. Ahmadiyah, Kelompok Pengekor Nabi PalsuApa itu Ahmadiyah?Ahmadiyah adalah gerakan yang lahir pada tahun 1900 M, yang dibentuk oleh pemerintah kolonial Inggris di India. Didirikan untuk menjauhkan kaum muslimin dari agama Islam dan dari kewajiban jihad dengan gambaran/bentuk khusus, sehingga tidak lagi melakukan perlawanan terhadap penjajahan dengan nama Islam. Gerakan ini dibangun oleh Mirza Ghulam Ahmad al-Qadiyani.

Corong gerakan ini adalah 'majalah al-Adyan' yang diterbitkan dengan bahasa Inggris.Siapa Mirza Ghulam Ahmad?Mirza Ghulam hidup pada tahun 1839-1908 M. Dia dilahirkan di desa Qadian, di wilayah Punjab, India tahun 1839 M. Dia tumbuh di keluarga yang terkenal suka khianat kepada agama dan negara. Begitulah dia tumbuh, mengabdi kepada penjajahan dan senantiasa mentaatinya.

Ketika dia mengangkat dirinya menjadi nabi, kaum muslimin bergabung dan menyibukkan diri dengannya sehingga mengalihkan perhatian dari jihad melawan penjajahan Inggris. Oleh pengikutnya dia dikenal sebagai orang yang menghasut/berbohong, banyak penyakit, dan pecandu narkotik.Pemerintah Inggris banyak berbuat baik kepada mereka. Sehingga dia dan pengikutnya pun memperlihatkan loyalitas kepada pemerintah Inggris.Di antara yang melawan dakwah Mirza Ghulam adalah Syaikh Abul Wafa', seorang pemimpin Jamiah Ahlul Hadits di India. Beliau mendebat dan mematahkan hujjah Mirza Ghulam, menyingkap keburukan yang disembunyikannya, kekufuran serta penyimpangan pengakuannya.Ketika Mirza Ghulam Ahmad masih juga belum kembali kepada petunjuk kebenaran, Syaikh Abul Wafa' mengajaknya bermubahalah (berdoa bersama), agar Allah mematikan siapa yang berdusta di antara mereka, dan yang benar tetap hidup. Tak lama setelah bermubahalah, Mirza Ghulam Ahmad menemui ajalnya tahun 1908 M.Pada awalnya Mirza Ghulam berdakwah sebagaimana para dai Islam yang lain, sehingga berkumpul di sekelilingnya orang-orang yang mendukungnya. Selanjutnya dia mengklaim bahwa dirinya adalah seorang mujaddid (pembaharu). Pada tahap berikutnya dia mengklaim dirinya sebagai Mahdi al-Muntazhar dan Masih Al-Maud.

Lalu setelah itu mengaku sebagai nabi dan menyatakan bahwa kenabiannya lebih tinggi dan agung dari kenabian nabi kita Muhammad SAW.Dia mati meninggalkan lebih dari 50 buku, buletin serta artikel hasil karyanya.Di antara kitab terpenting yang dimilikinya berjudul Izalatul Auham, I'jaz Ahmadi, Barohin Ahmadiyah, Anwarul Islam, I'jazul Masih, at-Tabligh dan Tajliat Ilahiah.Pemikiran dan Keyakinan Ahmadiyah1. Meyakini bahwa Mirza Ghulam adalah al-masih1 yang dijanjikan.2.

Meyakini bahwa Allah berpuasa dan melaksanakan shalat; tidur dan mendengkur; menulis dan menyetempel; melakukan kesalahan dan berjimak. Maha tinggi Allah setinggi-tingginya dari apa yang mereka yakini.3. Keyakinan Ahmadiyah bahwa tuhan mereka adalah Inggris, karena dia berbicara dengannya menggunakan bahasa Inggris.4. Berkeyakinan bahwa Malaikat Jibril datang kepada Mirza Ghulam Ahmad, dan memberikan wahyu dengan diilhamkan sebagaimana al-Qur'an.5.

Menghilangkan aqidah/syariat jihad dan memerintahkan untuk mentaati pemerintah Inggris, karena menurut pemahaman maereka pemerintah inggris adalah waliul amri (pemerintah Islam) sebagaimana tuntunan Al-Qur'an6. Seluruh orang Islam menurut mereka kafir sampai mau bergabung dengan Ahmadiyah. Seperti bila ada laki-laki atau perempuan dari golongan Ahmadiah yang menikah dengan selain pengikut Ahmadiyah, maka dia kafir.7. Membolehkan khamer, opium, ganja, dan apa saja yang memabukkan.8. Mereka meyakini bahwa kenabian tidak ditutup dengan diutusnya Nabi Muhammad akan tetapi terus ada. Allah mengutus rasul sewaktu-waktu jika dibutuhkan.

Dan Mirza Ghulam Ahmad adalah nabi yang paling utama dari para nabi yang lain.9. Mereka mengatakan bahwa tidak ada al-Qur'an selain apa yang dibawa oleh Mirza Ghulam Ahmad.

Dan tidak ada al-Hadits selain apa yang disampaikan di dalam majelis Mirza Ghulam. Serta tidak ada nabi melainkan berada di bawah pengaturan Mirza Ghulam Ahmad.10. Meyakini bahwa kitab suci mereka diturunkan (dari langit), bernama `Al-Kitab al-Mubin', bukan al-Qur'an al-Karim yang ada di tangan kaum muslimin.11. Mereka meyakini bahwa al-Qadian (tempat awal gerakan ini) sama dengan Madinah al-Munawarrah dan Mekkah al-Mukarramah; bahkan lebih utama dari kedua tempat suci itu, dan suci tanahnya serta merupakan kiblat mereka dan ke sanalah mereka berhaji.12.

'Allah Taala rupanya. Allah Taala buat atas dunia ni ada pasangan belaka. Tanaman ada pasangan. Dan dunia lo ni (sekarang ini) orang kahwin(kan) padi jantan (dan) padi betina. Kita hari tu kahwin(kan) Mamat dan Timoh jah.

Kita dok sekko (ingatkan) jantan betina ni orang saja. Dok eh (Tidaklah). Allah Taala buat sejak berjuta tahun hari itu semua benda ni 'zawj' - berpasangan.(Memetik terjemahan ayat 7 Surah Qaf) “.Kami tumbuh di Bumi ini bermacam-macam pasangan, ‘bahīj’ - yang comel”. Rumput ada jantan betina.

Rambutan ada jantan betina, Durian ada jantan betina. Hatta elektrik(sekalipun), (yang) orang panggil elektrik ada positif ada negatif. Positif tu jantanlah, negatif tu betina.' Jadi, sebanyak mana penemuan baru. Penemuan baru ni bahawa dunia ni ada pasangan orang baru bertemu seratus tahun (akhir-akhir) ni baru.

Allah Taala beritahu benda ni tengah dua ribu tahun hari tu lagi.' Sebab itulah, ambo nak ulang yang (di)sebut tadi, nak memperkenalkan Tuhan ni jangan dok lok (biarkan) kepada tuk guru kampung sahaja.

Tuk guru kampung mempunyai ilmu padan-padan dengan dia, maka dia mengajar agama padan-padan dengan dia.' Demo hok dapat ilmu lebih daripada tuk guru kampung ni kerana apa tak royak (beritahu) ugama? Sikit-sikit caro ko duit la. Doktor cari duit, sains cari duit, apa lagi. Pertanian cari duit, kesihatan cari duit. Eh, cari pahala tak ada dah ke?

Tak ada dah ke cari pahala? Demo masuk kubur bawa duit ke atau pahala getek (juga)? Tok guru jah kira nak bawa pahala, demo tokse (tak mahu) bawa pahala ke?' Demo nak buat guano (macam mana) masuk kubur bawa duit? Tebeng (Kalaulah) bawa duit masuk kubur, digali kubur (oleh) orang dicungkil, dicuri duit.

Tapi, (jika) bawa pahala, siapa nak curi pahala?' Jadi, tiap-tiap orang kena persiap duit campur pahala. Baik pun jenis tuk guru, baik pun jenis doktor, baik jenis lecturer, baik jenis apa sekalipun kena cari dua perkara sekaligus. Pertama hok (yang) dapat tengok yang dipanggil duit, yang kedua hok (yang) tok napok (tak nampak) tengok hok (yang) kita panggil dosa pahala.' Kelantanophobia: Racial profiling or discrimination against people living or originating from the state of Kelantan Darul Naim, Malaysia.Rage in Kelantan is so wrong, like it was never happen in other states.You see why soccer fans in Kelantan put flames on police vehicles? Let me tell you pathetic anti-Kelantanese morons.

First, those snobbish non-Kelantanese policemen refuse to learn our customs as you guys see it as ‘ kolot (setbacks).’ Second, when something undesired happened, you just ignore our feelings and at the same time insisting us to kiss your dirty asses. Like, when these policemen mistook a wrong person for throwing bottles in the field and they beat the hell outta that innocent guy in front of angry spectators who was dissatisfied with the match result (Kelantan lost 0-1 to Negri). Well, wrong place dude.

This is Kelantan. You hurt one, you hurt them all. We backed our guy like he was our own son. We Kelantanese are brothers, don’t ever forget that. Third, they're mindless idiots. I don't really agree for what they've done.Oh wait, there’s more. The Kelantanophobic mainstream media which famous for their disregard for journalism ethics, reported the otherwise.

Terjemah Kitab I

The weren’t willing to tell the truth because it was Kelantan-related. And, they create a really ridiculous story about it so everybody out there can see that it was really all Kelantanese fault.We are even face this kinda discrimination in own state. Out of state? I suppose there are uncountable cases of Kelantanophobia.There’s one policeman, off-duty, just came back from playing badminton happen to be involved in an accident with some local poor bicycler in front of my school in Kota Bharu. Based from his slang, he must be somewhere outta East Coast.

Wearing shortpants, he yelled the hell outta that bicycler, “You Kelantanese don’t even know how to ride a bicycle?” Guess what, Kelantan was to blame.These policemen better work at their own places. Their places aren’t really safe. Homicides, robberies and other felonies rates are off the roof!

Terjemah Kitab I'jazul Qur'an Download

Kitab

If you don’t feel like to get along with Kelantanese, then fuck off.To make Kelantanophobia worse, a film titled ' Budak Kelantan' was produced portraying a Kelantanese guy doing vices in KL. I even wonder why these director, rookie actors & actresses from Kelantan were willing to make and act in this film. I also wonder why the director of this film wanna put 'Kelantan' in its title. Were their mind out of ideas? In KL, only two species get blamed for wrongdoings: Indonesians and KELANTANESE!Everything happens for reasons. Why outsiders have this 'sickness'?Reason One: Because they considered Kelantanese is 'assobiyyah' (term religious idiots usually tend to use).Explanation: Have you anti-Kelantanese idiots read one of Prophet’s Hadith: ' Assobiyyah is helping your own race to cause oppression.' And of course, ages ago, Kelantan is one Malay state isolated from another.

All Malay state in Malaysia are connected to each other. In order to reach this state, you gotta cross a heavy jungle and not less than two mountain ranges. Well idiots, when I say isolated, that doesn’t mean that we were living on trees. That’s why we stick to each other; better off be with our own type.

But, it doesn’t mean that we hate others. We call it ukhwah - something you non-Kelantanese don’t have.And perhaps, it has to do with some history. Before, the was two governments in Kelantan. One in Pengkalan Datu and one in Kota Kubang Labu. Of course, they were often fight each other.

Terjemah kitab i

But, we have something you useless freaks anti-Kelantanese don’t have: Ulama (religious scholars). We appreciate ulama so much that they really play their role in our society. But, you guys disgrace your own ulama. These ulama didn’t like the duel between two governments so they prayed to God so that Kelantanese will unite as one.

God answered it. That’s why we get along with our own colors until now. I suggest you guys read a book published by Kelantan Islamic Foundation (YIK): Tatarakyat I & Tatarakyat II. Only if you can read in jawi!Reason Two: Because people of Kelantan have chosen PAS as government.

Outsiders considered them as idiots because denying development by voting yes to PAS. But guess what, you anti-Kelantanese are so damn wrong. We have proven that we don’t need UMNO to be developed. You morons still afraid to vote other than UMNO.

UMNO has stripped all Malay prerogatives without you even realize it.Reason Three: No development in Kelantan. Most outsiders think we are underdeveloped. Thus, we are assumed physically and mentally retarded. Oh wait, Tan Sri Annuar Musa last two years in State Assembly had admitted that development in Kelantan is damn slow because of some evil backstabbing bureaucrats in Federal Government try to stop it, as claimed by Tok Pa. Even this shitty government doesn’t wanna channel money to State Government.

Instead, they channeled it through Jabatan Pembangunan Persekutuan (Department of Federal Development) - a dirty organization full of corruptions.Reason Four: Kelantan's dirty and Kelantanese have no regard towards hygiene.The former Deputy Dean of Admission & Records of IIUM Matriculation Center during Abbas Hassan's reign loved to use this point to verbally 'attack' Kelantanese. Surprisingly, his wife is from the state! Yeah, Kelantan was dirty. I repeat, IT WAS! Like Tok Guru Ayah Zik donno how to educate his people about cleanliness.Last Reason: Overprotective idiotic anti-Kelantanese parents always say this, “Don’t marry guys from Kelantan. They are god damned lazy.”Explanation: We are not lazy. Let me quote something.“ True, the Malay will often decline to work in the particular manner in which the Europeans desires him to do so, that is as a mining cooly or plantation hand in the service of the said European, but the Malay is by no means an idle person.

In Kelantan, he grows the seventy thousand odd tons of rice which feed the population, he catches and dries fish enough for home consumption and for considerable export, he makes some forty thousand pikuls of kopra every year, he works boats on the river, and, in fact, he makes a very comfortable living, supplies all his wants, and is contented.”. Sir Henry Norman, from his book, 'The Peoples. and Politics of the Far East.' Chapter XXXIII: 'On A Raft Through A Forbidden State.' There’s another, of course Kelantanese guys don’t help our wives (of Kelantanese origin) because they capable of taking care of household. They cook delicious foods. Why need to bother them?

Why need to interfere with their work? If we’re about to help them in kitchen, they just said, “Honey, just sit back and relax. There’s no need to make your hand dirty.” Kelantanese women are so diligent; that’s why they excel in business unlike non-Kelantanese women who don’t even know how to cook until they’re divorced by their husband. Kelantan boasts for having low divorce rate in the country. And Kelantan women are also good in their studies as well. Salute to Siti Fatimah and Nur Madihah for two-years streak winning the best SPM student in Malaysia.If it wasn’t for Kelantanese, none of us would represent Malays in business.

Terjemah Kitab I'jazul Qur'an Indonesia

Malays from other states are good for nothing.spelled as it is. Al-Ḥaram ( ٱلحرم) means ‘sanctuary.’ It should not be confused with al-Ḥarām ( ٱلحرام) which means ‘prohibited.’ Al-Ḥaram is a place where you aren’t allowed to hunt game, cut trees and fight.Near King Abdul Aziz Gate. Famous entrance among pilgrims from Malaysia.From right: Makkah Hilton & Towers, Abraj Al Bait Towers and King Fahd Gate of al-Masjid al-Ḥarām.Shot from InterContinental Dar Al Tawhid Makkah Hotel.Mosque's atrium (under the triplet domes of King Fahd expansion annexe) & UFO-like lamps.